POLITEKNIK ANGKATAN DARAT
JURUSAN
TELKOMMIL
NAMA : RENDI DARMANSYAH
KELAS : TELKOMIL
NO.SIS : 21090425-E
INTERNET PROTOKOL (SUBNETTING DAN NETMASK KELAS A)
IP (Internet
Protocol Address) adalah deretan
angka biner antara 32 bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat
identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet, singkatnya IP
adalah salah satu protokol atau metoda atau mekanisme dalam memberikan alamat
terhadap sebuah end device. IP dikembangkan oleh Internet Engineering Task
Force (IETF). Lalu apakah yang dimaksud dengan end device.
End Device
adalah semua perangkat yang memulai (initiate/asal muasal) sebuah komunikasi
data dan juga perangkat tempat komunikasi tersebut nantinya akan berakhir
(terminate). cara kerja end device itu sendiri sama halnya seperti kinerja pada
sebuah "hubungan" antara komputer dengan sebuah printer, dimana
komputer tersebut berperan sebagai infroman ( pembangun informasi ) dan printer
sebagai penerima dari informasi tersebut.
Jenis / versi IP yang kita ketahui
umumnya ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6. Lalu apakah ada IPv1, IPv2, IPv3, dan IPv5
? Sebetulnya ada namun IP dengan versi
tersebut berada dalam pemakaian dan pengawasan khusus untuk para ilmuwan IETF.
Nah oleh karena itu IPv4-lah yang akhirnya disepakati untuk dipakai mulai
dokumen resminya dipublikasikan Januari 1980 lalu diperbarui pada September
1981 dan akhirnya sampai sekarang menjadi metode pengalamatan yang paling
banyak digunakan. Namun dikarenakan IPv4 mulai banyak digunakan hingga akhirnya
alamat yang tersisa pun semakin menipis, Disitulah dikembangkan IPv6 dengan
panjang 128 bit, IPv4 panjangnya hanya 32 bit yang menunjukkan alamat dari
komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
2. Tujuan Praktikum.
Menghitung subnet jaringan komputer
menggunakan metode CIDR dan VLSM (Variable Length Subnet Mask)
pada kelas A.
3. Alat dan Bahan.
a. Laptop;
b. Software; dan
c. Modul Praktikum;
4. Landasan
Teori.
Subnetting adalah proses memecah suatu
IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet."
Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya
jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan
multi). Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita
perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengefisienkan alokasi
IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP
Address.
b. Mengatasi masalah perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP
hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
c. Meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara
yaitu binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP
address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet
mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa
Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan
network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di
jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah
subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai
32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier
di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah
sebagai berikut:
a. Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
b. Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap
host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet
mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah
itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika
membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap
node TCP/IP.
5. Penghitungan
Subnet Dengan Menggunakan Metode CIDR.
Alamat IP
terdiri dari 32 bit dan dituliskan
menjadi 4 nilai numerik yang
masing-masing bernilai 8 bit, contoh
misalkan nomor IP 192.168.19.1 yang sebenarnya adalah
11000000 10101000
00010011 00000001 dimana :
a. 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192;
b. 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168;
c. 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19; dan
d. 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1.
Hal-hal yang
berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah Subnet, Jumlah Host
Per Subnet, Blok Subnet dan Alamat Host Broadcast.
CIDR (Classless
Inter-Domain Routing) merupakan metode penghitungan alamat-alamat IP
berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D
dan kelas E. Subnetmask
dikelompokkan menurut kelasnya seperti berikut :
a. Kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4);
b. Kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan 4); dan
c. Kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4).
Tabelnya digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Subnetmask
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
6. Menghitung
Subnet Kelas C.
Contoh :
diketahui
suatu IP 192.168.1.0/26
hitunglah
jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
IP
di atas adalah Kelas C
Penghitungan
yang digunakan pada octet ke 4
Subnetmasknya
/26 = 255.255.255.192
Bilangan
binernya = 11111111.11111111.11111111.11000000
a. Jumlah
Subnet = 2x (x = banyaknya bineri 1 pada octet 4
yang bergaris bawah untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet
b. Jumlah
Host per Subnet
= 2y – 2 (y = banyaknya bineri 0 pada octet 4
untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
c. Blok
Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask.
Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 =
64. Jadi Blok Subnetnya = 0, 64,
128, 192
d. Tabel sebagai berikut :
Subnet :
sesuai pada blok subnet
Host Pertama : 1 angka setelah subnet
Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya
Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast
Tabel Pembagian Subnet Kelas C
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host
Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host
Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
7. Menghitung Subnet Kelas B.
Perhitungan subnet kelas B subnetmask /17 sampai /30
perhitungannya pada octet ke 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 172.16.0.0/25.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan
buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /25
yaitu 255.255.255.128
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.10000000
a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
c. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok
Subnetnya = 0, 128
d. Tabelnya sebagai
berikut :
Tabel
Pembagian Subnet Kelas B
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
8. Menghitung Subnet Kelas A.
Menghitung
subnet kelas A dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 10.0.0.0/16.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan
buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /16
yaitu 255.255.0.0
bilangan biner = 11111111.11111111.00000000.00000000.
a. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534
host
c. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Blok Subnetnya
: 0,1,2,3,4, dst.
d. Tabelnya sebagai
berikut :
Tabel Pembagian
Subnet Kelas A
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.255.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
9. Penghitungan Subnet Dengan
Menggunakan Metode VLSM.
VLSM merupakan metode yang memberikan
Network Address lebih dari 1 subnetmask, berbeda dengan CIDR yang hanya
memiliki 1 subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah
alamat yang terbuang.
Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0
/27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3
jaringan. LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan metode
perhitungan VLSM.
Jawaban :
a. Urutkan
jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host yang terkecil.
1) LAN1 100
host
2) LAN2 50
host
3) LAN3 10
host
b. Buat urutan
desimal seperti berikut :
27
|
26
|
25
|
24
|
23
|
22
|
21
|
20
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
c. Hitung
jumlah range IP dan prefixnya seperti berikut :
1) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN1.
100 < 2n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n
adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
100 < 27 – 2
100 < 128 – 2
100 < 126 (126 adalah jumlah host LAN 1)
Menghitung prefix
= 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya =
255.255.255.128 /25)
2. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN2.
50 < 2n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n
adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
50 < 26 – 2
50 < 64 – 2
50 < 62 (62 adalah jumlah host LAN2)
Menghitung prefix
= 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 6
= 26 (26 adalah prefix LAN2, netmasknya =
255.255.255.192 /26)
3. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN3.
10 < 2n – 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n
adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
10 < 24 – 2
10 < 16 – 2
10 < 14 (14 adalah jumlah host LAN3)
Menghitung prefix
= 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 4
= 28 (28 adalah prefix LAN3, netmasknya =
255.255.255.240 /28)
d. Buat tabel
pembagian IP Addressnya.
LAN
|
IP SUBNET
|
IP BROADCAST
|
IP HOST 1
|
IP HOST N
|
PREFIX
|
1
|
192.168.0.0
|
192.168.0.127
|
192.168.0.1
|
192.168.0.126
|
/25
|
2
|
192.168.0.128
|
192.168.0.191
|
192.168.0.129
|
192.168.0.190
|
/26
|
3
|
192.168.0.192
|
192.168.0.207
|
192.168.0.193
|
192.168.0.206
|
/28
|
255,255
e. Cara kedua.
Lebih mudah untuk mengitung kelas A dan B
Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0
/27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3
jaringan. LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan metode
perhitungan VLSM.
1) LAN1.
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit
dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya =
255.255.255.128 /25)
255.255.255.255
255.255.255.128 _
0. 0.
0.127
IP Broadcast
192.168.0.0
0. 0.0.127 +
192.168.0.127
2) LAN 2
255.255.255.255
255.255.255.192 _
0. 0. 0.
63
IP Broadcast
192.168.0.127+1
0. 0.0.63 +
192.168.0.191
10. Langkah-langkah Praktikum.
Diketahui :
a) Kelas A. IP 10.10.0.0/16
b) Dengan
metode CIDR hitunglah
jumlah subnet, host per subnet, blok subnet.
c) Buatlah tabel pembagian
subnet.
d) Buatlah Jaringan
sederhana dengan menggabungkan 4 Laptop melalui kabel LAN dan Switch dengan
IP Kelas A.
Gambar 1. ( menentukan kelas di IP Calculator)
Gambar 2. (menentukan subnet class yang ditentukan)
Gambar 3. (
menyetting IP Address dan subnet mask di IPV4)
Gambar 4.
(Pemanggilan IP komputer lain di command prompt)
11. Analisa.
Dalam materi Praktik Internet Protokol subnetting dan submask kelas A yaitu
untuk mencoba menguhubungkan antara 2 laptop atau lebih dengan menggunakan
kabel LAN, masing – masing laptop masuk ke pengaturan windows defender kemudian
sambungan dalam network and internet, subnetnya diubah menggunakan IP kelas A
akan tetapi IP address tiap laptop berbeda.
12. Kesimpulan.
Kesimpulan dari materi Praktik Internet
Protokol subnetting dan submask kelas A adalah untuk menyambungkan dari 2
laptop atau lebih menggunakan IP subnet mask kelas A melalui kabel LAN yang disambungkan
di tiap laptop.